Sabtu, 19 Mei 2012

HPC 'REACTIVE "KEAJAIBAN NYATA UNTUK EMMA"

Hai...Hai.. HPC 'REACTIVE hadir lagi.. FF kalini EMMA WATSON SPECIAL EDITION yg berjudul "KEAJAIBAN NYATA UNTUK EMMA",, yg dibuat dg imajinasi yg luar biasa oleh Lavender Brown (Kusumaa Riey Potterfreaks).. Selamat Membaca........

--oOo--oOo--oOo--oOo--oOo--

KEAJAIBAN NYATA UNTUK EMMA authored by Lavender Brown

Emma Watson artis remaja Hollywood pemeran Hermione Granger dalam film Harry Potter ini begitu multi-talenta dan sangat cantik, tidak heran banyak yang mengagumi. Di luar kegiatannya berperan sebagai Hermione Granger dia tetap seorang pelajar biasa. Tidak jauh berbeda dengan karakter yang diperankannya, Hermione, Emma mengutamakan pendidikan dan sangat pintar dalam hal itu. Namun dia juga tidak dapat memungkiri tentang betapa hebatnya cerita dalam film yang ia perankan ini, Harry Potter and the Prisoner of Azkaban dan juga Jumper merupakan film yg sangat dia gemari.

   Satu hari dibulan April, Emma sedang menonton film favoritnya Harry Potter di rumahnya Paris, Prancis. Dia begitu geli melihat aksinya sendiri di film itu. Kali ini ia sedang menikmati break syutingnya selama satu hari dan ia lebih memilih bersantai di rumah. Sore menjelang, Emma begitu puas telah menonton film-film kesukaannya. Selesai menonton, ia menuju kolam renang yang masih ada di dalam rumahnya yg begitu besar. Karena memang musim yg sedang cerah dan panas sehingga membuat Emma ingin cepat-cepat masuk ke dalam kolam dan membenamkan dirinya di sana, sesekali dia berenang mengitari kolamnya. Tiba tiba, "blug,blug" air didalam kolam berbunyi, aki Emma tiba-tiba saja kram, itu membuat Emma kesakitan dan hampir tenggelam, air di kolam itu terus mengeluarkan suara 'blug,blug,blug" yg menandakan bahwa Emma panik saat itu. Ia sama sekali tidak bisa bernapas. Sembari  menahan sakit di kakinya, tangannya mencoba menggapai di udara bermaksud memberikan isyarat agar adiknya Alex—yang kebetulan saat itu sedang berada di rumah bersama Emma—menolongnya. Tapi tetap saja isyarat itu tak akan membangunkan Alex yang sedang tertidur pulas di sofa ruang tamu.

Lima menit berlalu dan Emma tak dapat menahan nafas lagi ditambah kakinya masih begitu sakit. Sayup-sayup Emma mendengar suara yang tidak begitu jelas memanggil-manggil namanya "Emma…Emma…anakku," nampaknya itu suara ibu Emma yg kebetulan telah pulang dari tempatnya bekerja bersama ayah Emma. "Emm..." Belum sempat suara ibunya selesai menyebut namanya. Tiba-tiba Emma telah menghilang dari kolam itu, ibunya terkejut dan menangis melihat kejadian yang sangat aneh itu.

--oOo--oOo--oOo--oOo--oOo--

Emma tiba di tempat lain, merasakan keanehan terjadi pada dirinya, dia merasa dia bisa melompat dari kolam ke daratan.

"Hei, apa ini?? Apa aku gila?" Emma berbisik sendiri dalam keadaannya yg basah kuyup. Emma memandangi dirinya sendiri dan berpikir "Apa yg terjadi ini, ini tidak masuk akal." Emma seakan tersentak mengingat satu hal "Jangan...jangan..Jumper?? Oh Tuhan aku tak percaya jika kemampuan Jumper itu benar-benar ada. Bodohnya aku kenapa aku harus memikirkan hal itu. Itu kan hanya film yg sudah 7 kali aku tonton." Emma tetap saja berguman sendiri tanpa menyadari bahwa di tempatnya berdiri banyak orang berlalu lalang sambil memperhatikan dirinya yang terlihat seperti orang gila. Emma melihat kesekeliling dan kembali terheran-heran "Aneh, sepertinya aku mengenal tempat ini?" Dia masih saja bertanya dalam hatinya walaupun tak akan ada pernah ada yg menjawab pertanyaannya kecuali dirinya sendiri yg mengetahui. "ahh, di mana sih aku." Gerutunya.

Tiba-tiba ada seorang anak remaja berambut pirang dan tampan menghampiri Emma "Owh lihat Mud-blood ini, uuh, aku semakin jijik melihat penampilanmu yg seperti ini." anak laki-laki yang bernama Malfoy itu mencibir Emma.

"Tom Felton!! Kau memanggilku apa tadi, mud-blood?? Heh, kenapa kau juga ada di sini?? Ayolah apakah kita harus syuting hari ini?" sejenak Emma melupakan kejadian tadi dan membalas cibiran Malfoy yang ia sangka adalah Tom Felton dengan santai dan penuh canda.

"Kau gila, Granger"

"Ayolah bos, darah lumpur ini memang sudah gila dari dulu" Crabbe, salah satu teman Malfoy, menarik tangan Malfoy dan mengajaknya segera pergi. Malvoy melirik Emma dengan tatapan keheranan, ia menoleh ke tempat dimana Emma berdiri sambil terus berjalan dan tetap memasang tampang herannya melihat tingkah Emma yang dia kira adalah Hermione Granger.

Selang beberapa menit seorang anak berwajah bundar menyapa Emma sambil membawa beberapa tanaman gaib, yup Neville Longbottom "Ayo Mione kereta segera berangkat, tapi nampaknya kau perlu ganti baju." Neville melirik ke pakaian yang dikenakan Emma kemudian tersenyum dan kembali berjalan menuju kereta bernomor 5972.

"Darah lumpur?? Mione?? Mereka aneh atau aku yg gila?" saat ia berkata sendiri, Emma mendengar seorang anak laki-laki berambut merah berbicara dengan temannya "Aku baru ingat, 2 tahun yang lalu kita tidak bisa lewat sini untuk sampai di Stasiun King's Cross peron 9 3/4, bahkan kita bisa sampai ke sekolah dengan keadaan yang sangat kacau. Itu sangat lucu menurutku." Ron,anak laki-laki itu berbicara dengan temannya siapa lagi kalau bukan Harry Potter.

"Yeah, untung kita bisa selamat dari dedalu perkasa yang membuat kita semakin kacau itu."sahut Harry sambil tertawa.

Mendengar ucapan itu Emma kaget dan mengira bahwa itu suara Rupert dan Daniel, temannya yg berperan dalam satu film dengan dirinya. Ia mengira ini adalah sebuah lelucon untuknya. Namun sebelum ia menyadari ia sedang benar-benar berada di dunia sihir yang nyata, Ron, anak laki-laki td menyapa Emma dengan kaget penuh ejekan "Mione, kau tampak cantik seperti ini, kemana seragammu. Apa kau sedang tidak waras?" Emma mengabaikan sapaan itu, ia diam sejenak dan sekarang barulah ia menyadari hal-hal aneh yang terjadi pada dirinya seperti nyata. Ia berkata dalam hati "Sepertinya ini bukan sandiwara dan juga bukan mimpi."

"Hermione, apa yg sedang kau lakukan, kau tdk menjawab pertanyaan Ron?" Harry, teman Ron tadi mengagetkan Emma.

"Oh,oh maaf" Emma sedikit terkejut.

"Bisakah kau cubitku?" pinta Emma pada Ron dan Harry sambil menjulurkan tangannya.

"What? Hmm..oke, oke." Ron menjawab dan refleks saja dia langsung mencubit Emma.

"Auww,sakiiitt" raung emma kesakitan.

"Kau yang menyuruhku." tukas Ron.

"Oke tak apa, kau benar aku yg menyuruhmu."

"Kenapa Hermione kau tampak aneh, apa dunia muggle membuatmu gila? Rambutmu indah, lurus kau cantik dengan rambutmu tapi tidak dengan baju itu." Harry menyahut pembicaraan.

"Tunggu,, tunggu ini memang aneh tapi kau?? Aku ini Emma, bukan Hermione. Aku tak percaya dunia sihir ini benar-benar ada. Aku kira ini hanya sebuah film di dunia manusia tanpa sihir yang aku perankan bersama Daniel dan Rupert. Dan kalian, kalian benar-benar mirip dengan mereka." Emma menjelaskan panjang lebar. Hal ini makin membuat Ron dan Harry bingung.

"Siapa mereka? Daniel dan Rupert, ayolah Hermione apa kau gila? Oo jangan-jangan kau terkena kutukan imperio." Harry membalas penjelasan Emma dengan tak serius.

"Dia sedang gila Harry. Lihat saja baju panjangnya yang ketat itu, dia mau kemana?" Ron mendekat ke telinga Harry dan berbisik.

Harry dan Ron tetap berdiri memandangi Emma dengan tetap menunjukkan wajah aneh mereka. Namun tiba-tiba seorang perempuan berambut ikal sedang menggendong seekor kucing berlari menuju ke tempat Harry, Ron dan Emma berdiri.

"Huffft, hai Ron, hai Harry. Aku benar-benar merindukan kalian." Gadis itu menyapa Harry dan Ron dengan masih terengah-engah. Reaksi berbeda muncul dari Harry dan Ron. Harry berteriak dengan kerasnya "Ow,WHaaaaaattt??" sampai semua orang yang berlalu lalang disekitarnya menoleh. Sedangkan Ron, dia membuka mulutnya lebar-lebar dan menganga nyaris tanpa ekspresi apapun.


"Sudah aku jelaskan tadi. Aku saja heran apalagi kalian." Tukas Emma pada mereka berdua hingga menyadarkan Ron yg sedang membuka lebar mulutnya itu, kemudian cepat-cepat ia tutup.

Hermione juga tidak kalah terkejut saat melihat Emma karena dia seperti berdiri di depan cermin, hanya saja dengan gaya rambut yang berbeda tentunya. Hermione memegang-megang wajahnya sendiri seolah tak percaya, sembari mengambil tongkat dari jubahnya dan mengacungkan tongkat tersebut ke muka Emma. Namun segera saja Harry menghentikan hal yg dilakukan Hermione.

"Tenang Hermione, dia tadi sempat menjelaskan sesuatu pada kami." bisik Harry ke Hermione. Hermione menatap Harry dan perlahan ia memasukkan tongkatnya kembali ke saku bajunya.

"Sebenarnya siapa kau? Kau...kenapa bisa mirip dengan Hermione, apakah kau muggle? Oo tapi ini benar-benar tidak masuk akal." Harry terus bertanya pada Emma dengan seribu pertanyaan dan rasa penasarannya.

"Jangan...jangan dia Death Eater utusan You-Know-Who yang melakukan hal ini." Sekali lagi Ron berbisik pada Harry dengan sok tau.

"Jangan sembarangan kau Ron, Voldemort tak akan mungkin melakukan hal konyol seperti ini." Hermione mendengar bisikan Ron pada Harry dan menjawab dengan sinis.

TUUTT,,,,TUUUTTT,,,TUUUTT,

Belum sempat mereka melanjutkan pembicaraan kereta bernomor 5972 tujuan Hogwarts berbunyi dan menandakan bahwa kereta itu akan segera melaju meninggalkan Stasiun King's Cross.

"Hei ayolah teman-teman, kereta segera berangkat, kita jelaskan ini di dalam dan kau..."

"Emma, aku Emma Watson." Emma memotong perkataan Harry.

"okke Emma, kau ikut dengan kami." lanjut Harry berkata dengan terburu-buru serta dengan rasa penasarannya sambil mengeluarkan jubah gaib miliknya dan seraya memberikan pada Emma. Harry memperlakukan Emma seolah ia adalah sahabatnya, Hermione, karena wajah mereka yg memang tak ada bedanya.

"Pakai ini! Kemudian ikuti kami di belakang. Jangan sampai kau pergi dari kami. Jubah ini akan membuatmu Tak terlihat." tukas Harry.

"Tentu aku tau, aku dan Daniel sering memakainya, tapi milik kami tidak benar-benar bisa membuat menghilang."

“Ah aku tak tau siapa yang kau maksud, siapa itu Daniel, ayolah kita segera jalan.” pungkas Ron. Mereka berempat berjalan menuju kereta, dengan keadaan Emma yang tidak terlihat.

Sampai di dalam kereta mereka berempat duduk. Emma berada di sebelah Hermione dan Ron bersebelahan dengan Harry. Hermione segera duduk dan melepaskan kucingnya dari gendongan, sedangkan Emma langsung membuka sedikit  jubah yang dipakainya di bagian kepala saja, bermaksud supaya saat ada murid yg datang Emma bisa langsung menyembunyikan kepalanya di balik jubah itu.

"Okke, sekarang jelaskan pada kami siapa kau, kau seperti saudara kembar Hermione saja, mengapa bisa kau sampai disini dan ceritamu sedikit tidak masuk akal." Harry melontarkan pertanyaan beruntun pada Emma yang sedikit bingung mendengar semua pertanyaan itu.

"Aku juga tak tau, tiba-tiba saja aku sampai disini. Aku di Prancis sebelumnya, aku ini seorang aktris pemeran Hermione Granger di duniaku. Ron mirip dengan temanku, Rupert, bahkan tak ada bedanya. Dan Harry mirip dengan Daniel, temanku jg, bedanya dia tak memakai kaca mata saja. Hubungan pertemanan kami sama persis dengan kalian bertiga, hanya saja kami ini manusia biasa tak punya sihir. Aku berani bersumpah aku tak berbohong dengan hal ini, Aku kira ini mimpi tapi ternyata bukan." Jelas emma panjang lebar. Ron, Harry dan Hermione memperhatikan penjelasan Emma itu dengan sungguh-sungguh.
"Haha, itu benar-benar konyol dan tidak masuk akal bahkan di dunia sihir ini." Timpal Hermione sambil membuka buku bacannya. Emma tak memperdulikan timpalan Hermione, dia malah sibuk memperhatikan Ron yang sedang memakan coklat kodok dengan lahapnya. Dan dia tidak heran melihat itu, karena dia telah terbiasa dengan peran Rupert di dunia muggle sebagai Ron Weasley.

"Aneh, berarti kita semua yang ada di dunia sihir ini memiliki masing masing orang yang mirip dengan kita, Harry. Seperti aku dan Emma. Dengan kata lain kita punya orang yang kembar dengan kita di luar dunia sihir ini. Apakah kau sadar, Harry??" Hermione menutup bukunya dan menjelaskan dengan girang setelah ia menyadarinya. Kali ini Emma telah berpaling dari Ron dan memperhatikan Hermione dengan sungguh-sungguh.

"Tapi ini tak pernah masuk akal, Mione." Harry membantah.

"Sekali lg, aku tak tau, benar-benar tak tau. Aku hanya memerankan kalian di dunia muggle di film Harry Potter cerita yg dibuat oleh J.K Rowling seorang penulis terkenal." jelas Emma lagi.

"Ufft, apa itu film." Tanya Ron memasang tampangnya bodohnya.

"Huuh, tontonan muggle, Ronn." Hermione menggertak Ron hingga Ron harus menyenderkan kepalanya ke kursi karena takut dengan gertakan Hermione.

"Pertama, tiba-tiba saja aku sampai ke peron 9 ¾ . Dan aku tak tau apa yg menyebabkan hal itu bisa terjadi."

"Bisakah kau jelaskan awal mula sampai kau tiba di peron 9 3/4?" Harry bertanya untuk memastikan agar dia semakin percaya dengan Emma.

"Okay, semula aku tenggelam di kolam renang di rumahku, kira-kira setelah 5 menit tiba-tiba aku merasa berpindah dan seperti mati rasa. Hm..aku seperti melompat saja dari tempat itu. Tapi aku tidak dapat pungkiri aku senang bertemu kalian dan dunia ini." Begitulah Emma meyakinkan Harry walaupun tetap juga terdengar tidak masuk akal.

"Bahkan aku tau semua tentang Hogwart, itu sekolah kalian bukan? Ini benar-benar mirip dengan film Harry Potter."

"Harry, nampaknya aku tadi dengar namamu jadi judul film di dunia muggle, hahaha." Ron berkata dengan candanya.

"Diamlah, Ron." Hermione sekali lagi menggertak Ron.

"Aku sendiri juga masih benar-benar bingung, sama seperti kalian. Kenapa kalian benar-benar ada. Ini benar-benar luar biasa. Jadi kesimpulannya sama seperti Hermione tadi, kita punya masing-masing twin tapi di dunia yang berbeda." Emma kembali mengulang penjelasan Hermione td. Harry, Ron dan Hermione masih memperhatikan Emma dengan rasa penasaran mereka yang mungkin masih ada.

"Okay, kami sudah agak mengerti tapi aku masih heran, Bagaimana bisa kau mirip Hermione, aku tdk bisa menuduh kau meminum Polyjus begitu saja. Karena penjelasanmu sangat meyakinkan walaupun masih tak masuk akal." Kata Harry tetap serius.

"Aku tidak tau Harry, yang pasti aku ini Emma Watson adalah muggle yang paling beruntung bisa berada di dunia sihir yg benar nenar nyata dan bisa bertemu dengan kalian bertiga. Sayangnya aku harus segera pergi. Mom dan Dad pasti sudah kebingungan mencariku. Aku berjanji tidak akan pernah mengatakan ini semua pada muggle lain. Tenanglah kalian, aku dapat dipercaya. Dan tak perlu panjang lebar, mungkin juga keluargaku sudah mengira aku mati. Ohh, tapi bolehkah aku meminta ini." Emma berkata pada mereka bertiga sambil merampas coklat kodok milik Ron. Sebenarnya saat itu Emma masih ragu apakah dia bisa kembali ke rumahnya atau tidak.

"Ta...ta...pi...iiii." belum sempat Harry berkata, tiba-tiba Emma sudah meninggalkan tempat duduk di kereta. Dan jubah gaib milik Harry terjatuh. Emma dengan susah payah dan sekuat tenaganya membawa tubuhnya berpindah dari kereta itu, walaupun dia benar-benar ragu dengan kemampuannya itu.
"Woww, hebat. Seperti mantra Apparate tapi aku tau Emma pasti belum 17 tahun. Aku kira dia masih seumuran dengan kita." Hermione kagum, dia katakan itu pada Harry dan Ron. Dalam perjalanan ke Hogwarts mereka tetap saja berdebat tentang Emma.

--oOo--oOo--oOo--oOo--oOo--

BRUUUK…

Emma terjatuh di atas kasur di kamarnya. Dia memandang sekeliling kamarnya dengam keadaan pakaian yang sudah agak mengering. Dia duduk di tempat tidur, memandang coklat lodok yang dia rampas dari Ron tadi. Emma tersenyum sendiri di kamarnya dan segera saja Emma memasukkan coklat rampasan itu ke dalam sela-sela bajunya yang semacam kantong, kemudian Emma merebahkan diri ke tempat tidur tanpa pikir panjang karena rasa lelah yang  sudah terasa. Ada satu hal yang telah Emma lupakan, namun Emma segera menyadarinya.

"Bagaimana bisa mereka benar-benar ada dan kemampuan itu??? Apa itu benar-benar ada??" Emma bertanya pada dirinya sendiri.

"Dunia sihir saja benar-benar ada, bahkan Hermione saja mirip denganku, Hogwarts, Ron, Harry. Semua itu bukan fiktif, berarti Jumper, ini benar-benar ada dan ini benar-benar kemampuanku??." Emma berusaha membenarkan dan meyakinkan dirinya sendiri.

"Owh, aku benar-benar orang paling beruntung, ini luar biasa tapi jika aku seorang pelompat seperti di film itu, tentu ada ksatria musuh dari pelompat yang benar-benar ada dan pelompat itu aku. Ini luar biasa tapi aku tak ingin mengambil resiko." Emma memuji dirinya sendiri seraya mengeluh.

Tiba-tiba suara tangisan terdengar di telinga Emma. Dia keluar dari kamar dan melihat  ayah dan ibunya sedang menangis menyesali sesuatu. Satu ingatan lagi terlintas di pikiran Emma.

"Oh,Tuhan. Aku tadi tenggelam." Dia menepuk jidat dan baru menyadari satu hal penting. Emma berlari menuju ruangan dimana orang tuanya berada.

"Mom!! Dad!!" Emma berteriak memanggil mereka. Ayah dan ibu Emma kaget "Bagaimana bisa sayang.??"

"Bagaaimana apa, Mom?" Namun tanpa pikir panjang ayah dan ibu Emma langsung memeluknya.

"Daddy kira kau sudah meninggalkan kami semua nak."

"Tidak Dad. Kenapa Dad berpikiran begitu."

"Tapi kau tadi tenggelam di kolam, belum sempat Mommy mu menolong tapi kau tiba-tiba saja lenyap. Ini benar-benar aneh sayang." Ayah Emma bertanya penasaran.

"Sudahlah , yang penting anak kita sudah ada di sini, aku tau ini keajaiban dari Tuhan yang diberikan kepada keluarga kita." Ibu Emma menjawab pertanyaan yang dilontarkan dari ayah Emma tadi.

Emma masih saja memeluk ayah dan ibunya, ia mengambil coklat lodok dari kantongnya. Emma menatap coklat itu lagi, ia kembali tersenyum di balik pelukan ayah dan ibunya.

Malam itu Emma menggunakan kemampuannya sekali lg utk mencoba menyelinap ke Hogwarts, sekolah sihir itu. Dia hanya ingin melihat, bisa dibilang saudara kembarnya, di dunia yang lain. Malam itu trio Gryffindor sedang berbincang di ruang rekreasi, tentunya sesudah melewati peristiwa saat mereka bertemu emma yang tiba-tiba saja ada di peron 9 3/4. Emma segera menyelinap ke Hogwarts, yang tadinya dia ada di kamar tiba-tiba ia sudah berada tepat di luar pintu ruang rekreasi Gryffindor. Emma benar-benar melihat mereka bertiga. Hermione, Harry, dan Ron sedang berbincang di ruang itu.

"Harry, apa yang kau pikirkan tentang muggle yg seperti Hermione tadi? Menurutku, Emma lebih cantik dan tentunya tidak segalak.............." Belum selesai Ron berkata Hermione telah memotongnya.

"Aku maksudmu???? Apa kau buta Ron, aku itu mirip dengannya. Sebenarnya aku tidak galak, hanya saja aku ill-fill melihat kau bertingkah seperti orang bodah." Emma pun tertawa mendengar perbincangan mereka seraya mengintip tingkah merka di ruang itu.

"Hei, aku tidak bilang kau yang galak, mungkin saja aku menyebut orang lain sebelum kau potong pembbicaraan ku degan Harry." Ron berkata sambil mengernyitkan dahinya.

"Aku tahu maksudmu, RONALD." Hermione menggertak Ron untuk yang kesekian kalinya.

"Haha, Sudahlah teman-teman, tapi benar kata Ron. Setidaknya dia muggle yang dapat dipercaya dan baik, sama seperti mu, Mione." Harry menyahut dengan nada bercandanya yang juga bermaksud untuk menghentikan cekcok mulut yang sedang terjadi antara Ron dan Hermione. Di balik tembok, Emma tersenyum kembali melihat dan mendengar mereka berbincang. Karena lelahnya Emma segera kembali pulang dan segera tidur.

Keesokan paginya setelah Emma terbangun, dia merasa ingin kembali ke Hogwarts. Namun apa yang terjadi, dia tak bisa lagi. Dia tidak bisa kembali ke Hogwarts dengan kemampuannya itu. Ia mencoba memikirkannya lebih dalam,tentang peristiwa itu nyata atau hanya sebatas mimpi.

"Iya tentu saja itu hanya mimpi. Jelaslah mana mungkin?? Aku kan hanya pemeran dalam film itu?? Jumper, yeah itu pun hanya film fiktif yang sudah 7 kali aku tonton. Mana mungkin ada. Bodohh.....!!!" Emma berkata dalam hati sambil menertawai dirinya.

Tiba-tiba ibunya menyapa Emma. "Pagi sayangg, ada apa? Apakah ada masalah, kau tampak bingung."

"Tak apa Mom, Mom aku ingin bertanya, apakah kemarin aku berenang dan tenggelam??" Emma bertanya pada ibunya untuk meyakinkan dirinya sendiri.

"Memangnya kenapa sayang? Kamu kemarin kan ada syuting iklan seharian. Setelah menjelang sore kamu baru pulang, karena kamu kecapaian kamu langsung ganti baju tanpa mandi dan segera menuju ke kamar. Apa ada yang salah sayang?"

"Ohh, iya Mom aku lupa, kemarin aku terlalu capek.” Emma menjawab dengan ragu sambil menggaruk garuk kepalanya sendiri pertanda ia bingung.

Emma berlari menuju kalender dan melihatnya. Ia bergumam sambil menunjuk angka-angka dalam kalender.

"Aneh ahh, seingatku kemarin tidak ada jadwal syuting iklan, harusnya kemarin aku istirahat. Tapi, iya juga sih, jadwal syuting kan sudah hari sabtu kemarin. Sekarang hari minggu, aku baru libur. Aku yakin itu cuma mimpi."

Selesai Emma melihat kalender, dia menuju kamarnya kembali. Saat salah satu tangannya masuk ke dalam saku baju yang ia pakai, Emma menemukan sesuatu. Cepat-cepat ia mengambil barang itu dari sakunya.

"Apa ini?? Inikan coklat kodok milik Ron waktu di kereta, tapi kenapa bisa disini. Peristiwa itu kan cuma mimpi." Emma heran, namun Emma tak peduli, ia senang karena benar-benar bisa memegang coklat yang berasal dari dunia sihir itu. Emma tersenyum untuk yang ketiga kalinya karena coklat yang ia pegang itu, seraya ia berkata "I LOVE MAGIC"


--oOo--oOo-- THE END --oOo--oOo--

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harry Potter - Golden Snitch 2